Rasio Cosmoon Rilis “No One Feels Like To Me” sebagai Single Terbaru

Rasio Cosmoon Rilis "No One Feels Like To Me" sebagai Single Terbaru

bouldercreativecollective.com – Memang terasa sangat membosankan ketika pandemi sering menghadapi hal-hal yang harus dibatasi, sehingga banyak musisi/band yang terpaksa berhenti menjalani karirnya. Namun di sisi lain, era pandemi menjadi ajang berfikir lebih jauh, lebih kritis dan lebih kreatif. Hal ini dimiliki oleh Rasio Cosmoon, salah satu penyanyi Indonesia dengan karir yang panjang dan berpadu dengan banyak kekurangan yang dilandasi oleh pandemic.

Format trio sebagai keutuhan tubuhnya merupakan pilihan yang tepat. G. Bernard terdapat pada vokal dan gitar rhythm, Ferry pada gitar lead, keyboard dan synth, sedangkan Satria Rio terdapat drum. Dreamy Pop adalah nadi dasar musik dari Rasio Cosmoon. Beberapa elemen musik juga masuk didalam proses kreatifnya.

Sebuah lagu cenderung menjadi seniman lebih dari sekedar penggunaan lagu. Lagu ini terkait seorang wanita yang terjebak di masa lampau yang ingin menjadi seniman. Namun problemnya adalah kecerdasanya sendiri tidak berhubungan langsung dengan apa yang dia kerjakan. Ia beralih memikirkan minuman keras dan tertidur di dunia fantasiinya menjadikan dirinya sebagai impian yang handal.

Dia memiliki keharusan untuk melakukan hal-hal yang terjadi di dunia ini walaupun dia bersekutu dengan wahana fana.

“Kalau kita tidak berpatok pada impian, maka kita akan menyerah dalam memperjuangkan harapan berkesenian.” G. Bernard menjelaskan.

Mungkin banyak yang mengira lagu ini terdengar memiliki suara yang aneh, namun era orkester seperti The Beatles, The Stones, dan Deep Purple sangat membanggakan kualitas suara mereka. Hal ini karena hentakan drum mereka yang sewaktu menyerupai pukulan dari drumer Led Zeppelin, John Bonham.

Para membantu mengatasi era 80’an yang terjadi, kami memiliki alunan distorsi yang berbeda-beda dan diberi sedikit sentuhan suara yang diadopsi dari Richard Wright (Pink Floyd) dan dikombinasikan dengan harmoni Supertramp.

Awalnya karena warisan Paul McCartney, The Beatles mengadopsi bass di adopsi. Lengkingan suara bass dari vokalis Duran Duran membentuk bagian awal lagu “No One Feels Like to Me”. Kombinasi lintas era membuat lagu ini memiliki vibrasi sintetis pop.

“Good vibes and funny experiments sounds great!”, he adds. Salah satu lagu berjudul “No One Feels Like to Me” bisa dinikmati secara digital Bandcamp dan video lirik visual pada kanal You Tube Rasio Cosmoon yang akan diunduh pada tanggal 28 Agustus mendatang.

SHVRON Tandai Comeback Lewat Single Terbaru “Iris”

SHVRON Tandai Comeback Lewat Single Terbaru "Iris"

bouldercreativecollective.com – Dalam lagu ini, SHVRON menceritakan tentang keinginannya untuk meninggalkan sebuah impian atau sebuah asa yang pernah ia coba-coba dan ketika itu ternyata tidak seindah dengan apa yang dia pikirkan.

Musik warna-warni yang ada di belantika musik Indonesia sekarang semakin beragam. Salah satunya adalah Emo yang masih eksis.

Bekas solois dan penulis lagu asal Jakarta, SHVRON (dua kata “Sharon”) yang dikenali oleh pesona ‘Emo’ dan rambut berwarnanya mengumumkan kembali aktivitas musiknya dengan merilis single barunya bertitel “Iris”.

SHVRON menyadari bahwa lagu ini berbeda dengan lagu-lagu sebelumnya, dimana “Iris” adalah lagu berbahasa Indonesia pertama SHVRON. Dengan semangat untuk memberikan kesempatan pada pendengar untuk melihat gambaran baru dari musik Indonesia, SHVRON dan Pradipta Beawiharta menulis lagu ini bersama Redhy Mahendra. Lagu ini merupakan salah satu karya terbaik yang diterimaSHVRON dan membuat mereka semakin angkuh.

Lagu ini tetap menarik dan kental dengan suara SHVRON yang berat, elemen pop dan elektronik, dan terdengar seperti emosi yang dingin. “Iris” akan tampil sebagai lagu ‘come back’ SHVRON setelah 2 tahun kecewa.

Di lagu ini, SHVRON menceritakan tentang rencananya untuk melanjutkan hidup yang tadi ia sembunyikan dan sebuah impian atau asa yang pernah ia keinginan. Sementara itu, ia mengetahui bahwa hal tersebut bukan di mana ia harus berada tapi ia sudah terlanjur berada di tengah-tengah setan yang membuatnya tidak bisa melepaskan diri dari situasi itu.

“Selama ku bertemu denganmu, aku merasa seperti mati-matian berjuang untuk mencapai impian tersebut. Sekarang ia juga tidak akan pernah melepaskan diriku dari situasi ini. Namun, setelah hilangnya setengah darahku, aku menemukan harapan yang baru.”

“Jadi, lagu ini berasal dari kejadian yang dialami aku sendiri, dan kejadian itu membuatku harus bekerja keras untuk bisa di posisi itu. Tapi ternyata hal itu bukan ‘tempat’ ku, melainkan aku pun gak bisa dengan mudah meninggalkan kondisi itu. Aku merasa tersabotase oleh kesabarananku sendiri.” ujar SHVRON.

“Iris” sendiri dari kata Bahasa Indonesia yang berarti ‘potong’, ‘sayat’ dan sebagainya. Mungkin dia juga dikenal dengan nama bunga “Iris” yang mengandung harapan dan kebangkitan—sebagai kebangkitan SHVRON yang kembali berkarya setelah masa kelam yang sempat ia alami beberapa waktu lalu. SHVRON pun sudah menyiapkan amunusi-amunusi lainnya yang akan rilis setelah “Iris”.

Single “Iris” sudah dapat dinikmati di berbagai platform musik digital kesayangan pembaca.

Lyodra Rilis Single Terbaru Bertajuk “Tak Dianggap”

Lyodra Rilis Single Terbaru Bertajuk "Tak Dianggap"

bouldercreativecollective.com – Lyodra akan melanjutkan perjalanan musik baru dengan merilis single keduanya di tahun 2023 dalam tajuk “Tak Dianggap” (17/08). Single ini dinaungi oleh Universal Music Indonesia dan menggandeng S/EEK sebagai produser lagu.

Dengan lagu “Tak Dianggap”, Lyodra berkolaborasi dengan penulis lagu Mario G Klau yang sebelumnya bertugas menulis lagu “Ego” dan “Pesan Terakhir”. Lagu ini bahas tentang perasaan serba salah seseorang untuk bertahan atau meninggalkan pasangan yang dirasa tidak menganggapnya.

“Lagu ini tentang emosi orang yang merasa tidak dipercaya oleh para pasangannya, tetapi tetap memutuskan untuk bertahan dengan caranya sendiri karena mengira bahwa lebih baik ia terluka daripada hubungan itu terus berlangsung,” ungkap Lyodra mengatakan dalam siaran pers ini.

“Karena kami menganggap gaya musik balada yang sendu dan dominasi oleh suara piano adalah sesuatu yang tidak berisik, kami tidak tertaruh akan warna vokal Lyodra pada lagu ini. Delta strings section dan warna vokal khas Lyodra pada lagu ini membuat hasilnya lebih menarik dan mampu memberikan perasaan terbaik untuk para pendengar,” tambahnya.

Selama sehari setelah single “Tak Dianggap” ditonton oleh semua pengguna layanan streaming musik, Lyodra memulai filminya untuk lagu sang single via channel YouTube Lyodra Official. Film yang disutradarai Bobby Adrian Vitra dan Jessy Sylviani mengarang konsep sederhana untuk mengerjakan lirik yang dinyanyikan.

Ia mendekati para pendengar yang merasa terhubung dengan lagu “Tak Dianggap” dengan berharap agar mereka bisa mengatasi problem tersebut.

“Semoga lagunya mudah-mudahan bisa memberikan penerangan kepada siapa saja, dan kalian enggak sendiri, dan kalian akan cepat-cepat melepas dari situasi ini. Semoga banyak orang yang suka dengan lagunya,” pungkas Lyodra.